Goes to School Komix Herbal Hadir di SMKN 1 Rangas Mamuju, Edukasi Generasi Sehat Generasi Herbal
MAMUJU – PT Bintang Toedjoe melalui brand Komix Herbal kembali menggelar Talkshow Goes To School di Mamuju, Sulawesi Barat, yang pada kesempatan kali ini terlaksana di SMKN 1 Rangas dihadiri oleh siswa/i perwakilan organisasi, (25/02/2025).
Dengan mengangkat tema “Generasi Sehat, Generasi Herbal. Saatnya Gen-Z Mengenal Herbal!”, kegiatan yang mengangkat edukasi tentang obat, terutama obat herbal ini menggandeng para pemateri yang ahli di bidangnya, yakni Kepala Balai POM di Mamuju, Kepala BNN Provinsi Sulawesi Barat, Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Cabang Mamuju dan Pimpinan Media Tribun Sulbar.
Kepala BNN Provinsi Sulawesi Barat, Brigjen Pol Rudy Mulyanto, S.I.K., M.H. menyatakan penggunaan obat termasuk obat herbal sebaiknya digunakan sesuai dengan dosis anjuran. “Akan jadi masalah bagi adik-adik apabila kita itu minum obat yang tidak sesuai takarannya,” ujarnya.
Pihak BNNP Sulawesi Barat menambahkan pentingnya bagi remaja terutama kalangan Gen-Z untuk memiliki ketahanan diri anti narkoba, yakni suatu kemampuan individu untuk mengendalikan diri, menghindar dari dan menolak segala bentuk penyalahgunaan narkoba. Dimensi ketahanan diri anti narkoba ini terdiri dari : self regulation (regulasi diri), assertiveness (asertif) dan reaching out (pencapaian positif). BNNP Sulawesi Barat mengajak bagi para Gen-Z untuk fokus gapai cita-cita melalui asertif terhadap godaan negatif dan bina hubungan pertemanan yang positif.
Suliyanto, SH., MH., Kepala Balai POM di Mamuju menjelaskan bagaimana kita harus bisa cerdas dalam memilih dan menggunakan obat bahan alam yang aman.
“Obat herbal alam ternyata sudah digunakan di Indonesia sejak dulu. Dari beberapa catatan, dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua ada semua obat herbal yang berasal dari tumbuhan, hewan dan campurannya yang digunakan secara turun-temurun,” ujarnya.
Dalam pemilihan dan penggunaan obat bahan alam yang aman tidak diperbolehkan adanya BKO (Bahan Kimia Obat) sebagai campuran pada produk obat bahan alam karena dapat membahayakan kesehatan. Tips yang dikemukakan disini adalah melalui Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, Kedaluwarsa). Kemasan dipastikan dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak sobek, tidak penyok/menggelembung, serta masih dalam keadaan tersegel. Kemudian baca informasi produk (dosis, aturan pakai, kontraindikasi) yang tercantum pada label kemasan dan pastikan tidak bertentangan dengan kondisi kesehatan. Pastikan produk mencantumkan izin edar BPOM pada kemasannya. Dan tidak kalah pentingnya, pastikan produk belum melebihi batas kedaluwarsa.
Hasmiaty, S.Si., Apt., M.M. Kes., Ketua IAI Cabang Mamuju dalam paparannya menjelaskan mengenai keunggulan obat herbal adalah bisa mengobati penyakit-penyakit ringan, yang disebut sebagai Swamedikasi atau pengobatan mandiri. Swamedikasi obat herbal mengacu pada pemanfaatan bahan-bahan alami, seperti tanaman obat, untuk menjaga kesehatan atau mengobati penyakit tanpa pengawasan langsung dari tenaga medis.
“Jahe termasuk jahe merah adalah salah satu contoh obat herbal untuk swamedikasi yang berkhasiat untuk mengatasi mual dan gangguan pencernaan, meredakan nyeri, batuk, dan meningkatkan daya tahan tubuh,” ujarnya.
Jahe Merah sebagai herbal yang menjadi salah satu komposisi dalam Komix Herbal, serta daun lagundi yang memiliki khasiat untuk meredakan batuk. Batuk menjadi salah satu penyakit yang umum untuk diobati secara mandiri atau swamedikasi.
Dalam kesempatan kali ini, Hasmiaty juga mengulas mengenai Gema Cermat IAI. Gema Cermat adalah Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan obat, termasuk penggunaan obat herbal.
“Pertama, kalau menggunakan obat yang tepat itu tepat indikasi.Sakitnya apa, obatnya apa, itu yang dinamakan tepat indikasi. Yang kedua adalah tepat dosis. Dosisnya berapa kali sehari. Selama ini kalau beli obat batuk ditanya 3x1 tanya apotekernya. 3x1 sehari berarti minum obat tiap 8 jam. Setiap 8 jam bapak ibu atau adik-adik harus meminum sebelum durasinya habis, karena ketika durasi diatas 6,5 jam obat mulai tidak berfungsi sehingga sebelum fungsi obat habis maka penggunaan obat selanjutnya diminum tiap 8 jam. Ketika obat diminum setelah 8 jam, maka tidak tersistematis. Dan cara minum obatnya harus dihitung, supaya tidak terkena jam tidur,” tambahnya.
Sebagai generasi yang up-to-date dengan infomrasi, Gen-Z juga perlu dibekali edukasi agar lebih bijak dalam menerima informasi di sosial media, agar tidak mudah percara hoax kesehatan yang beredar di masyarakat termasuk di platform sosial media.
Kegiatan talkshow berlangsung secara interaktif yang ditandai dengan tingginya antusias dari para pelajar melalui tanya jawab kepada para pemateri.
Materi ditutup dengan penyampaian materi mengenai bijak dalam bermedia oleh Ilham Mulyawan Indra, Pimpinan Media Tribun Sulbar. Ia menambahkan tips bagaimana membedakan link resmi dan link palsu serta menjelaskan apa saja sanksi yang dikenakan ketika tidak bijak dalam menggunakan media.
Public Relations & Community Development Manager PT Bintang Toedjoe, Evanie Noer Putri, dalam sambutannya menyampaikan mengapa bicara herbal.
“Saat ini pemanfaatan herbal kembali meningkat di era trend back to nature dengan pemanfaatan bahan alam untuk menjaga kesehatan berdasarkan pernyataan empiris yang menyatakan bahan alam memiliki banyak khasiat. Kesadaran terhadap pengobatan herbal sebagai alternatif alami, menjadi isu yang perlu diatasi melalui edukasi sejak dini, terutama di kalangan Gen-Z.”
“Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Korea mempunyai ginseng yang sangat mendunia. Indonesia juga memiliki jahe merah yang sangat berpotensi besar untuk dapat mendunia. Jadi, jika Korea punya ginseng maka Indonesia punya jahe merah. Selain itu, dengan adanya kemajuan teknologi digital yang saat ini berkembang dengan sangat pesat, maka jika tidak bijak, dapat merugikan bahkan menimbulkan masalah hokum. Hal inilah yang perlu diedukasi kepada masyarakat, khususnya kalangan Gen-Z,” tutupnya.